Matahari mulai naik sepenggal
Meminta malam menyibak tirai gelap
Kucoba menggapai ruang hampa
Akan kulakukan sebuah pendakian langit
Namun sempit. . .sesak. . .
Tak ada sesuatu disana
Kubalikkan badan menengok sosoknya
Pandangan ini nanar
Melihat ia termangu. . tertunduk malu
Sesekali mendongak lalu tersenyum pada seorang anak
Ia kembali terduduk
Memperhatikan gerobak di hadapannya
Kemudian berdiri memainkan kembali sebuah bilah besi
tipis
Memperpadukan bumbu asa
Barangkali ialah sang Tut Wuri Handayani
Boleh jadi, dalam setiap potongan
Tersimpan dorongan moral
Tersemat semangat kerja dari belakang
Terselip doa tak perlu ada lagi sosok diri sepertinya
Comments
Post a Comment