Ia menemukan dirinya seolah dalam dunia aksara. Semua tentang dirinya ia dapati terangkum ke dalam satu huruf. Mim, namanya. Sebuah kata kunci, rumus, sandi dan juga tanda tangan. Mim! Sebuah huruf yang ia tulis dengan sebatang lidi di atas permukaan pasir. Huruf yang tergores di dalam hatinya dengan tinta darah yang menetes dari luka di jarinya. Seantero jagad, baik di bumi maupun langit, penuh dengan huruf itu. Sebuah novel terjemahan karya Sibel Eraslan yang menjadi novel best seller dunia. Hingga tahun 2017 novel ini sudah sampai pada cetakan kesepuluh. Novel ini dibuka oleh penulis lewat perkenalan sang Bunda Mekah, Khadijah. Khuwaylid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata yang pertama lahir, yang mula terbangun, yang awal melakukan perjalanan untuk meluapkan rasa gembir...
Berawal dari iseng-iseng cari referensi film Jepang yang recomended, finally I found this film . Baru tau pas download, Ini film keluaran tahun 1995, jadul memang tapi kualitas gambar dan suaranya masih bagus. Awal cerita ada seorang gadis di tengah salju, sebuah makam, dan perigatan kematian. Gadis itu bernama Watanabe Hiroko, Hiroko menghadiri upacara peringatan kematian tunangannya bernama Fuji Itsuki yang meninggal 2 tahun yang lalu. Hiroko mengantar ibu Fuji ke rumah, dia melihat-lihat buku tahunan SMP milik Fuji. Sebelumnya keluaga Fuji tinggal di Otaru, Hiroko menulis alamat rumah lama Fuji dan mengirimkan surat untuk Fujii ke alamat rumahnya di Otaru. Lalu kita diperlihatkan sosok wanita yang sedang flu menerima surat dari Hiroko. “Fujii Itsuki yang tersayang bagaimana kabarmu? aku baik-baik saja.” Sebelumnya aku gak ngeh nama gadis itu sama dengan Fuji Itsuki, perbedaannya ada -chan untuk perempuan dan -kun untuk laki-laki. Itsukichan membalas surat Hiroko...